LEBAK, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak mengaku
tak bisa menangani Marki (40), penderita penyakit aneh berupa benjolan
di sekujur tubuhnya. Penyakit yang diderita
warga Kampung Pasir Sempur, Desa Padasuka, Kecamatan Maja, itu sejak 20
tahun lalu.
“Sudah kita pantau ke lapangan beberapa waktu lalu, sejak beritanya ramai di media massa. Kalau penyakit yang sudah lama mah kita tidak bisa langsung tangani, kecuali masih baru,” kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak Heru Haerudin, Jumat (17/1).
Fakor penyebabnya lantaran instansi kesehatan di Kabupaten Lebak tidak memiliki peralatan yang cukup memadai untuk menangani penyakit Marki yang diduga telah kronis. “Namun demikian, kita tetap memberikan perawatan dengan memberikan anti bakteri, agar penyakitnya tidak terlalu parah,” ujar Heru.
Oleh karena itu, Dinkes menyarankan kepada keluarga Marki untuk bersabar karena proses kesembuhannya memerlukan waktu cukup lama. “Kalau tindakan yang kami lakukan tidak bisa mengurangi benjolan di tubuh Marki, terpaksa kami rujuk ke RSUD Serang atau RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo-red) Jakarta,” ujar Heru.
Kepala Bidang (Kabid) Penanggulangan Penyakit dan Peneyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Lebak Sri Agustina menyatakan, sebenarnya sejak benjolan itu pertama kali tumbuh di tubuh Marki, pihak Puskesmas Maja sudah memberikan pelayanan kesehatan, namun diduga yang bersangkutan tidak rutin datang ke Puskesmas, akhirnya penyakitnya tidak bisa dideteksi bahkan semakin parah hingga saat ini,” ujarnya.
Ratnawiyah (45) salah satu keluarga Marki berharap Marki bisa segera disembuhkan seperti sedia kala sebelum dirinya mengidap penyakit. “Kami juga memohon kepada para dermawan untuk membantu kesembuhan keluarga kami. Apalagi kami termasuk orang yang susah,” harapnya.
Kesedihan nampak pada wajah Marki (40), warga Kampung Pasir Sempur, Desa Padasuka Kecamatan Maja Kabupaten Lebak. Sekujur tubuhnya dihinggapi penyakit benjolan yang telah dideritanya sejak 20 tahun lalu. Anak muda paling bontot dari tiga bersaudara pasangan dari Kasmin (74) dan Sunawiyah (69) ini hanya bisa pasrah. Ia tidak bisa berbuat banyak dengan penyakit aneh dideritanya lantaran tidak memiliki biaya untuk berobat.
”Saya cuma bisa pasrah, mau berobat juga tak punya uang. Untuk kehidupan sehari-hari saja saya masih serba kekurangan. Ini mungkin nasib saya, harus punya penyakit aneh ini,” keluh Marki. (ahmadi/jarkasih)
Sumber : http://satelitnews.co.id
“Sudah kita pantau ke lapangan beberapa waktu lalu, sejak beritanya ramai di media massa. Kalau penyakit yang sudah lama mah kita tidak bisa langsung tangani, kecuali masih baru,” kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak Heru Haerudin, Jumat (17/1).
Fakor penyebabnya lantaran instansi kesehatan di Kabupaten Lebak tidak memiliki peralatan yang cukup memadai untuk menangani penyakit Marki yang diduga telah kronis. “Namun demikian, kita tetap memberikan perawatan dengan memberikan anti bakteri, agar penyakitnya tidak terlalu parah,” ujar Heru.
Oleh karena itu, Dinkes menyarankan kepada keluarga Marki untuk bersabar karena proses kesembuhannya memerlukan waktu cukup lama. “Kalau tindakan yang kami lakukan tidak bisa mengurangi benjolan di tubuh Marki, terpaksa kami rujuk ke RSUD Serang atau RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo-red) Jakarta,” ujar Heru.
Kepala Bidang (Kabid) Penanggulangan Penyakit dan Peneyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Lebak Sri Agustina menyatakan, sebenarnya sejak benjolan itu pertama kali tumbuh di tubuh Marki, pihak Puskesmas Maja sudah memberikan pelayanan kesehatan, namun diduga yang bersangkutan tidak rutin datang ke Puskesmas, akhirnya penyakitnya tidak bisa dideteksi bahkan semakin parah hingga saat ini,” ujarnya.
Ratnawiyah (45) salah satu keluarga Marki berharap Marki bisa segera disembuhkan seperti sedia kala sebelum dirinya mengidap penyakit. “Kami juga memohon kepada para dermawan untuk membantu kesembuhan keluarga kami. Apalagi kami termasuk orang yang susah,” harapnya.
Kesedihan nampak pada wajah Marki (40), warga Kampung Pasir Sempur, Desa Padasuka Kecamatan Maja Kabupaten Lebak. Sekujur tubuhnya dihinggapi penyakit benjolan yang telah dideritanya sejak 20 tahun lalu. Anak muda paling bontot dari tiga bersaudara pasangan dari Kasmin (74) dan Sunawiyah (69) ini hanya bisa pasrah. Ia tidak bisa berbuat banyak dengan penyakit aneh dideritanya lantaran tidak memiliki biaya untuk berobat.
”Saya cuma bisa pasrah, mau berobat juga tak punya uang. Untuk kehidupan sehari-hari saja saya masih serba kekurangan. Ini mungkin nasib saya, harus punya penyakit aneh ini,” keluh Marki. (ahmadi/jarkasih)
Sumber : http://satelitnews.co.id
0 Comments