ROAD TO WEMBLEY: Lima Alasan Real Madrid Layak Menjuarai Liga Champions 2012/13



Banyak alasan mengusung Real Madrid sebagai favorit juara Liga Champions musim ini.

Real Madrid selalu menempati posisi unggulan juara Liga Champions dari musim ke musim. Klub raja Spanyol ini memang masih yang terhebat di panggung kompetisi antarklub Eropa. Dimulai dengan sejarah merebut trofi lima kali berturut-turut di awal penyelenggaraan, Madrid melengkapi gelar kesembilan ketika Zinedine Zidane menginspirasi kemenangan 2-1 atas Bayer Leverkusen di final musim 2001/02 di Hampden Park, Glasgow.

Setelah itu, ambisi merebut gelar kesepuluh atau La Decima menjadi cita-cita publik Santiago Bernabeu. Sayangnya, Madrid harus mengalami penantian panjang dan dominasi mereka di Eropa selama satu dasawarsa terakhir pelan-pelan digantikan generasi emas Barcelona. Musim terus berganti, tetapi ambisi yang sama tetap hidup hingga sekarang ini.

Ditangani pelatih sekelas Jose Mourinho dan pemain selevel Cristiano Ronaldo, Madrid punya segala syarat untuk merebut Si Kuping Lebar untuk kali kesepuluh. Di antara tim semi-finalis lain, Madrid adalah tim yang paling berpengalaman dengan memasuki 42 tahun penampilan sejak turnamen masih berjudul Piala Champions. Dalam lebih dari 300 pertandingan selama periode itu, Madrid mengemas lebih dari 200 kemenangan dan melesakkan lebih dari 700 gol. Sejak memasuki era Liga Champions, Madrid tampil 17 kali dengan total penampilan 185 kali dan mencatat 104 kemenangan.

Dari segi teknik, tidak ada yang meragukan kepantasan Iker Casillas dkk merebut gelar juara. Meski diwarnai berbagai kesulitan, seperti disharmonisasi tim, Madrid terus melaju hingga babak empat besar. Ditambah lima alasan di bawah ini rasanya makin pantas menyaksikan Madrid berada di atas panggung juara saat final digelar 25 Mei nanti.


Di antara tim semi-finalis lainnya, Madrid tercatat sebagai tim yang paling banyak melahirkan peluang ke gawang lawan. Total ada 157 peluang yang mereka kumpulkan sejak laga pertama penyisihan grup hingga leg kedua perempat-final. Setelah laga melawan Manchester City pada pembuka Grup D yang dimenangkan 3-2, Madrid menuai banyak peluang saat menghadapi rival sekota City, Manchester United, di babak 16 besar. Angel Di Maria tercatat sebagai penyuplai gol paling rajin dengan jumlah lima assist, sedangkan Karim Benzema dan Mesut Ozil sama-sama mengumpulkan empat operan yang berujung gol.


Siapa lagi pemain yang lebih baik daripada Cristiano Ronaldo di ajang ini? Si pesolek boleh saja tenggelam di balik bayang-bayang Lionel Mess di kompetisi domestik, tapi di Eropa dia adalah rajanya. Selalu tampil penuh dalam sepuluh pertandingan Madrid sejak fase grup, Ronaldo memimpin daftar topskor dengan 11 gol. Tak cuma itu, bintang Portugal ini tercatat paling banyak melancarkan ancaman ke gawang lawan dengan melesatkan 49 tendangan tepat sasaran dan hanya 19 keluar sasaran. Gelar juara Liga Champions musim ini sangat tepat untuk melengkapi rekor pribadinya itu.


Meraih gelar Liga Champions untuk kali kesepuluh adalah misi paling luhur yang dimiliki Madrid sejak terakhir kali merebut Si Kuping Lebar musim 2001/02. Tentu tidak ada waktu yang lebih tepat melakukannya dibandingkan dengan saat ini ketika mereka memiliki sosok pemain pemenang seperti Cristiano Ronaldo dan pelatih handal Jose Mourinho. Jangan lupakan kehandalan pemain-pemain asal Spanyol, seperti Iker Casillas, Sergio Ramos, dan Xabi Alonso yang kenyang pengalaman merebut gelar juara; serta bintang-bintang internasional seperti Karim Benzema, Angel Di Maria, dan Mesut Ozil.


Tidak ada yang tahu masa depan Jose Mourinho. Bukan rahasia umum kalau ada ketidakcocokan antara Mourinho dan manajemen Madrid sehingga bisa saja pelatih asal Portugal itu hengkang dari Santiago Bernabeu di akhir musim - apapun prestasi yang diraih Si Putih. Tujuan kembali ke Chelsea sudah diramaikan media massa. Belum lagi klaim direktur olahraga Paris Saint-Germain Leonardo yang menyatakan Carlo Ancelotti sedang dibidik manajemen Madrid untuk menggantikan Mourinho. Dengan demikian, gelar La Decima di ajang tertinggi sepakbola Eropa dapat menjadi kado perpisahan yang takkan dilupakan publik Madrid dalam buku sejarah.


Madrid mampu keluar dari grup sulit yang dihuni Borussia Dortmund, Ajax Amsterdam, dan Manchester City - satu-satunya grup yang dihuni para juara liga masing-masing. Madrid juga sukses keluar dari kesulitan saat melewati Manchester United di babak 16 besar meski diterpa rumor ketidakharmonisan kamar ganti antara Mourinho dan Casillas. Kemudian Madrid juga mampu menjejakkan sebelah kaki lebih awal ke babak empat besar berkat kemenangan telak 3-0 atas Galatasaray di leg pertama perempat-final. Inilah mentalitas yang dimiliki Madrid di Liga Champions musim ini. Mourinho selalu dapat menemukan solusi untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Siapa yang meragukan kapasitas Madrid dan Mourinho tampaknya selalu menerima kejutan demi kejutan. Barangkali rangkaian kejutan itu bakal berbuah manis di Wembley nanti…  (sumber : www.goal.com).








0 Comments